Produsen aki pada umumnya merancang produknya – khususnya aki basah -
memiliki masa pakai hingga dua tahun. Namun tak jarang, konsumen atau
pemilik mobil mengeluh aki mobil mereka telah aus kendati baru digunakan
satu tahun.
“Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang mengaku rajin mengisi air aki. Penggunaan perangkat elektronik di mobil juga tidak banyak,” ujar Muliadi, teknisi di gerai suku cadang Mulia Motor, Kemayoran, Jakarta Utara, Selasa, 19 April 2011.
Namun, kata dia, penyebab aki cepat aus bukan hanya kekurangan cairan dan banyaknya peralatan elektronik yang menyedot setrum semata. “Itu hanya beberapa di antara sekian banyak penyebab,” tandas Muliadi.
Bila penyebab tersebut tidak dikenali, pemilik mobil akan kesulitan mengantisipasinya. Alhasil, tiba-tiba pasokan arus setrum mandek. Mobil pun mogok di tengah jalan.
Lantas apa saja penyebab utama aki cepat rusak? Berikut penjelasan Muliadi :
1. Telat mengisi air aki
Berkurangnya air aki merupakan hal yang lumrah. Pasalnya, saban kali mobil digunakan terjadi proses pengisian arus setrum dari alternator ke aki. Pada saat itulah, air menguap, sehingga lama-kelamaan akan berkurang jumlahnya.
Fungsi air aki adalah menjadi pengantar arus listrik yang dipasok oleh alternator ke sel-sel aki. Oleh karena itu, bila sel tidak terendam air, proses pengisian arus listrik tidak akan maksimal.
Selain itu, sel yang tidak terendam air, akan cepat rusak. Pasalnya, sel tersebut akan cepat mengalami oksidasi karena kandungan asam di sekelilingnya yang bercampur udara. Akibatnya, sel cepat rusak.
Ada dua penyebab air aki cepat berkurang yaitu pengemudi yang terlalu sering menginjak pedal gas dalam-dalam. Sebab pada saat pedal gas diinjak dalam-dalam, saat itu pula proses pengisian arus listrik dari alternator deras mengalir. “Tekanan di dalam sel juga tinggi, sehingga penguapan air aki terjadi,” terang Muliadi.
Kedua, suhu di kap mesin yang terlampau panas. Selain karena mobil digunakan secara terus menerus menempuh jarak jauh, juga karena terkena radiasi sinar matahari.
Oleh karena itu sangat disarankan mengisi air aki minimal sebulan sekali.
2. Alternator lemah
Alternator atau biasa disebut dengan dynamo ampere adalah peranti yang berfungsi sebagai generator yang menghasilkan arus listrik alternating current (AC) dan sekaligus mengubahnya menjadi arus direct current (DC). Komponen ini juga menjadi pembangkit energi listrik yang diisikan ke aki.
Pada umumnya peranti ini aus karena faktor usia pemakaian atau karena faktor-faktor tertentu (dibahas di tempointeraktif.com, Rabu (13/4). Alternator yang masih bagus umumnya bertegangan 13 – 14 volt saat mesin mobil aktif dan peranti pendingin ruangan (AC) hidup.
Bila alternator atau dynamo ampere ini telah aus – sehingga arus listrik yang dihasilkan tidak stabil – tidak segera diganti atau direparasi maka akan berdampak pada aki.
3. V-belt bermasalah
Jika alternator tidak bermasalah alias masih normal, tapi tingkat ketegangan V-belt tidak tepat, maka akan memicu aki cepat rusak. Pasalnya arus listrik yang disalurkan oleh alternator ke perangkat itu tidak stabil, kadang-kadang mengalir deras dan tak jarang mengecil karena V-belt kendur.
Begitu pula sebaliknya, bila tingkat ketegangan V-belt terlalu kencang. Sebab, dengan tingkat ketegangan V-belt yang tinggi maka putaran di roda alternator juga semakin kencang. Alhasil, arus listrik yang dihasilkan jauh di atas rata-rata.
“Sehingga, selain alternatornya cepat rusak, aki pun juga terkena dampak. Sebab arus listrik yang diisikan ke aki lebih besar,” jelas Muliadi.
4. Penggunaan peranti elektronik yang berlebih
Menggunakan perangkat elektronik di mobil yang semakin banyak ragamnya berarti juga semakin banyak menyedot arus listrik. Bila tidak diimbangi oleh pasokan arus listrik dari alternator ke aki, maka aki akan cepat rusak.
Pun meski menggunakan peranti pembangkit listrik tambahan. Pasalnya, sumber arus listrik tetap alternator yang sama. Sedangkan, alternator juga memiliki batas maksimal tertentu sesuai dengan rancangan pabrikan.
“Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menyesuaikan kemampuan alternator bila melakukan modifikasi yang membutuhkan asupan arus listrik banyak,” Muliadi mewanti – wanti.
5. Hubungan arus pendek listrik
Meski tidak sampai menyebabkan kebakaran dan mobil hangus, peristiwa hubungan arus pendek listrik atau korsleting tetap berpengaruh pada aki. Meskipun pada kasus-kasus tertentu aki masih bisa digunakan walaupun mobil baru mengalami korsleting listrik, aki tidak akan bertahan lama.
Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari mobil mengalami hubungan arus pendek. Caranya, rajin memeriksa kabel kelistrikan dan jangan bereksperimen membuat jalur pintas (by pass) kabel kelistrikan mobil. “Periksa juga sambungan kabel dan berbagai soket kelistrikan,” kata Muliadi.
sumber : TEMPO Interaktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar